Minggu, 19 Mei 2013



"SELAMAT ULANG TAHUN"
semua sahabatku mengucapkan kalimat itu.. :)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kamis, 16 Mei 2013

Proposal (sementara) Rancangan Formula Sediaan Krim VCO


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan jenis tanaman obat-obatan yang diproduksi secara tradisional. Salah satu tanaman di Indonesia yang banyak menghasilkan manfaat yaitu tanaman kelapa (Cocos nucifera L), khususnya banyak terdapat diprovinsi Gorontalo. Dimana, Provinsi Gorontalo memiliki potensi areal perkebunan yang besar, tersebar diberbagai Kabupaten. Disamping itu, berdasarkan data yang ada, terdapat 11 jenis tanaman perkebunan yang dibudidayakan oleh Rakyat. Areal perkebunan yang paling dominan adalah tanaman kelapa (dengan luasan mencapai 44.420,44 ha) diikuti oleh kemiri, kakao, cengkeh, aren dan kopi (Heliyanto, 2010).
Tanaman kelapa ini dapat diolah menjadi berbagai macam manfaat, salah satu diantaranya buah kelapa dominan diolah menjadi minyak kelapa secara tradisional. Akan tetapi, dengan adanya mitos bahwa minyak kelapa tidak baik untuk kesehatan maka pamakaian minyak kelapa terpinggirkan dan diganti dengan minyak lainnya. Tetapi dengan diadakannya penelitian, terbukti minyak kelapa mengandung asam lemak yang sangat baik untuk kesehatan, seperti yang diutarakan Dr. E.V. Carandang dalam paper “coconut uses and issues on its health and nutraceutical benefits” menyebutkan bahwa minyak kelapa dapat digolongkan sebagai pangan fungsional atau Nutraceutical. Maka dari itu, minyak kelapa mulai mendapat perhatiaan kembali, karena diketahui mempunyai banyak manfaat (Padaga, 2006).


Disamping itu, minyak kelapa mempunyai keunggulan dibandingkan minyak lainnya karena hampir 50% asam lemak yang terkandung didalamnya adalah asam laurat yang merupakan asam lemak rantai sedang (medium chain fatty acid / MCFA). Selama ini asam laurat digunakan sebagai bahan baku dalam industri kosmetik, aplikasi dan manfaatnya dalam industri pangan baru diketahui beberapa tahun terakhir. Dimana, kandungan asam laurat yang tinggi dapat diperoleh dari minyak kelapa murni yang lebih dikenal dengan nama “Virgin Coconut Oil” atau disingkat VCO. Namun demikian, Perbedaan penting antara minyak kelapa biasa dengan VCO adalah pada bahan baku dan proses pembuatannya. Dimana minyak kelapa biasa atau dikenal dengan RBD Coconut Oil (refined, bleached and deodorized) diproses dari bahan baku kopra dengan menggunakan suhu tinggi dan bahan kimia. Sedangkan VCO diproses dari bahan baku kelapa segar dengan suhu rendah dan tanpa menggunakan bahan kimia, sehingga mengahasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan (Soekardi, 2012).


Mengingat VCO mempunyai banyak manfaat yang cukup banyak bagi kesehatan maka tidak menuntut kemungkinan dapat digunakan juga pada bidang farmasi dalam hal membuat formulasi minyak kelapa murni (VCO/virgin coconut oil) dalam bentuk sediaan krim tipe minyak dalam air (M/A) dengan konsentrasi VCO 10 % untuk melihat kestabilan fisik krim.


1.2 Rumusan Masalah
Bardasarkan uraian diatas, maka rumusan masalahnya adalah :
1. Apakah formulasi sediaan VCO (Virgin Coconut Oil) cocok dibuat dalam sediaan krim?
2. Apakah dengan menggunakan emulgator Asam stearat dan Triethanolamin sedaian krim dapat stabil secara fisik?


1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan VCO dalam bentuk sediaan krim dan menentukan kestabilan fisik krim.


1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkann dapat memberikan manfaat khususnya bagi :
1. Mahasiswa / peneliti dapat memperoleh suatu penelitian yang baik untuk dikembangkan lebih lanjut.
2. Instalasi dapat memperoleh suatu penelitian yang dapat menunjang untuk pembelajaran kedepan.
3. Masyarakat dapat mempeoleh suatu sediaan yang praktis digunakan dalam pengobatan dan mudah dalam penggunaan serta menarik dalam penampilan.
4. Industri dapat memperoleh atau melihat hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan untuk diperhatikan lebih lanjut.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa
Gambar 1. Tanaman kelapa


2.1.1 Uraian Kelapa
Kelapa termasuk tanaman berkeping satu (monocotyledone), berakar serabut dan merupakan golongan palem (palmae). Kelapa terdiri dari batang, sabut, tempurung, daging buah, dan air kelapa. Seluruh bagian tanaman ini bermanfaat bagi kehidupan sehingga tidak ada yang terbuang dan dapat dibuat untuk menghasilkan produk industri. Produk kelapa yang paling berharga adalah minyak kelapa. Minyak kelapa dapat diperoleh dari daging buah segar (Ginting, 2008).


2.1.2 Sistematika Tumbuh (Plantamor, 2012)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.


2.1.3 Manfaat Kelapa
Hampir semua bagian dari tanaman kelapa dapat dimafaatkan dalam berbagai keperluan. Bagian kelapa yang mempunyai banyak kegunaan, adalah sebagai berikut :
1. Batang kepala dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar, arang dan bahan bangunan.
2. Daun kelapa yang tua dapat dianyam dan dibuat persemaian. Lidinya dimanfaatkan sebagai tusuk sate dan sapu lidi, sedangkan daun yang kering dapat digunakan sebagai pembungkus gula aren.
3. Buah kelapa terdiri dari sabut dibuat jadi serat dan banyak digunakan sebagai bahan aneka kerajinan. Tempurung kelapa biasanya digunakan sebagai arang aktif dan banyak digunakan pula dalam industri pemurnian gas, air minum, pengolahan pulp, budidaya ikan dan pembuatan makanan yang menggunakan karbon aktif. Daging buah biasa diolah menjadi minyak kelapa dan sebagai bahan makanan. Serta air kelapa dapat menetralkan racun, menurunkan tekanan darah tinggi, pengganti cairan tubuh dan sebagainya.
(Rukmana, 2003).


2.2 Minyak Kelapa Murni (VCO)
Gambar 2. Virgin Coconut Oil


2.2.1 Pengertian Minyak Kelapa Murni (VCO)
Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) merupakan minyak kelapa yang diproses tanpa pemanasan, bahan kimiwi, pewarna, ataupun pengawet dan dapat disimpan sampai lima tahun tanpa rusak. Khasiatnya dapat memberi “energi cepat indenpenden dari insulin”, memperbaiki metabolisme seperti obesitas, diabetes, jantung koroner, stoke dan penyakit kulit lainnya (Khomsan, 2009).


Minyak kelapa terdiri dari 90% asam lemak jenuh dan 10% asam lemak tidak jenuh. Asam laurat merupakan asam lemak yang paling besar dibandingkan dengan asam lemak lainnya yaitu sekitar 44-52% (Syah, 2005). Asam laurat ini merupakan asam lemak jenuh dengan rantai sedang yang lebih dikenal dengan medium chain fatty acids (MCFA) (Rindengan, 2005).


2.2.2 Kandungan Minyak Kelapa Murni (VCO)
Virgin Coconut Oil atau minyak kelapa murni mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah dicerna dan dioksidasi oleh tubuh sehingga mencegah penimbunan di dalam tubuh. Di samping itu ternyata kandungan antioksidan di dalam VCO pun sangat tinggi seperti tokoferol dan betakaroten. Antioksidan ini berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh (Setiaji, 2006).


Adapun kandungan nutrisi dan asam lemak VCO / 100 g dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 1. Kandungan zat minyak kelapa murni (VCO) (Sutomo, 2006).


Kandungan Zat Konsentrasi
Nutrisi
Energi 3,760 kal
Protein 0
Karbohidrat 0
Gula 0
Lemak 100 g
Lemak jenuh 92,1 g
Medium Chain Fatty Acids (MCFA)
Asam kaprilat 8 g
Asam kaprat 10 g
Asam laurat 48 g
Asam miristat 17 g
Long Chain Fatty Acids (LCFA)
Asam falmitat 9 g
Asam stearat 2 g
Polyunsaturated 2,1 g


2.2.3 Manfaat Minyak Kelapa Murni (VCO)
Minyak kelapa murni atau VCO (Virgin Coconut Oil) mengandung asam lemak rantai sedang (medium chain fatty acids / MCFA) yang mudah diurai dalam tubuh. Kandungan asam lemak rantai sedang ini sangat berperan dalam menjaga kesehatan, misalnya asam laurat. Asam laurat merupakan suatu monogliceride yang bersifat antibakteri.
Adanya kandungan asam lemak rantai sedang tersebut, maka VCO mempunyai kemampuan mencegah beberapa jenis penyakit, diantaranya:
1) Membantu mengatasi infeksi bakteri,
2) Membunuh jamur yang menyebabkan keputihan,
3) Membantu kulit tetap lembut dan halus,
4) Membantu dalam pencegahan sakit jantung, stroke, dan artherosclerosis,
5) Membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan yang dihubungkan dengan diabetes mellitus,
6) Membantu mencegah kegemukan.
(Ginting, 2008).


2.3 Krim
2.3.1 Pengertian Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsentrasi relatif cair yang diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air atau lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika (Anonim, 1995).
Fungsi krim adalah sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit, sebagai bahan pelumas untuk kulit, dan sebagi pelindung untuk kulit yaitu mncegah kontak permukaan kulit dengan larutan berair dan rangsangan kulit (Anief, 2000).


Syarat-syarat krim yang baik adalah :
1. Stabil selama dalam pemakaian pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam kamar
2. Lunak yait semua zat dalam keadaan halus
3. Seluruh produk homogen
4. Mudah dipakai
2.3.2 Kestabilan Krim
Pertimbangan yang terpenting bagi sediaan emulsi seperti krim di bidang farmasi dan kosmetika adalah stabilitas dari produk jadi. Menurut Anief (2000) ketidakstabilan emulsi dapat digolongkan menjadi :
a. Flokulasi atau creaming
b. Koalesen atau pecahnya emulsi (breaking, cracing)
c. Macam-macam perubahan fisika dan kimia
d. Inverse

Creaming adalah terpisahnya emulsi menjadi dua lapiasan, dimana lapisan yang satu mengandung butir-butir tetesan (fase terdispers) lebih banyak dari pada lapisan yang lain. Creaming merupakan proses bolak-balik, sedangkan pemecahan merupakan proses searah. Krim yang menggumpal bisa didispersikan kembali dengan mudah, dan dapat terbentuk kembali suatu campuran yang homogen dari suatu emulsi yang membentuk krim dengan pengocokan, karena bola-bola minyak masih dikelilingi oleh suatu lapisan pelindung dari zat pengemulsi. Jika terjadi pemecahan, pencampuran biasa tidak bisa mensuspensikan kembali bola-bola tersebut dalam suatu emulsi yang stabil (Martin, 1993).

Inversi adalah peristiwa berubahnya tipe emulsi dari tipe M/A menjadi A/M atau sebaliknya. Inverse dapat dipengaruhi oleh suhu, atau inverse merupakan fungsi suhu (Lachman dkk, 1994).

2.3.3 Manfaat Krim
Adapun manfaat menggunakan sediaan krim antara lain sebagai berikut :
1. Mudah menyebar rata,
2. Praktis,
3. Mudah dibersihkan atau dicuci denga air terutama tipe m/a (minyak dalam air),
4. Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat,
5. Tidak lengket terutama tipe m/a,
6. aman digunakan dewasa maupun anak-anak,
7. Bisa digunakan untuk mencegah lecet pada lipatan kulit terutama pada bayi,
8. Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m,
9. Digunakan sebagai kosmetik,
10. Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun,
11. Bisa meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak menyebabkan kulit berminyak.
(Nanikartinah, 2012).


2.4 Emulgator
2.4.1 Pengertian Emulgator
Pengemulsi (emulgator) yaiut zat yang berfungsi untuk mempererat (memperkuat) mencampurnya kedua fase yang tidak saling bercampur (Ginting, 2008). Emulgator adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi (Syamsuni, 2005).


2.4.2 Sifat-sifat Emulgator yang Diinginkan
Beberapa sifat yang dipertimbangakan dari bahan pengemulsi adalah sebagai berikut :
a. Harus efektif pada permukaan dan mengurangi teganggan antar muka sampai dibawah 10 dyne/cm.
b. Harus diabsorpsi sengan cepat disekitar tetesa terdispersi sebagai lapisan kental yang dapat mencegah koalesensi.
c. Memberikan tetesan-tetesan yang potensial listriknya cukup sehingga terjadi terjadi saling tolak-menolak.
d. Harus efektif pada konsentrasi rendah.
(Igirisa, 2011).


2.4.3 Jenis-jenis Emulgator (Igirisa, 2011).
Saat ini banyak tersediaa berbagai macam agen pengemulsi (emulgator). Emulgator yang baik harus dapat menyeimbangkan antara golongan hidrofilik dan hidrofobik, menghasilkan emulsi yang stabil (selama penyimpanan), inert, tidak toksik, tidak menyebabkan iritasi selama penggunaan, tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan tidak mahal.
Emulgator sistenik diklasifikasikan ke dalam 3 kategori yaitu anionik, kationik, nonionik.
1) Anionik
Dalam larutan senyawa ini memisah untuk membentuk anion bermuatan negatif yang bertanggung jawab dalam kemampuan sebagai pengemulsi. Digunakan secara luas karena harganya murah, namun karena toksisitasnya hanya digunakan untuk pemakaian external. Beberapa contoh dari emulgator ini yaitu Potassium laurat, Trietanolamin stearat dan Sodium lauril sulfat.
2) Kationik
Golongan emulgator bermuatan positif, bersifat bakterisida dan karena itulah emulgator ini digunakan dalam produk antiinfeksi seperti lotion kulit dan krim. pH dari emulsi yang dibuat dengan emulgator kationik adalah 4-6. Selama masih dalam range pH normal kulit, penggunaan emulgator kationik masih menguntungkan dalam pembuatan produk antiinfeksi. Dalam penggunaannya harus hati-hati karena iritasi yang mungkin terjadi, namun ada yang bisa digunakan. Golongan kationik yang digunakan secara luas adalah golongan amonium kuartener. Golongan kationik tidak digunakan bersama-sama dengan surfaktan anionik karena akan berinteraksi.
3) Nonionik
Emulgator nonoionik berbeda dengan anionik dan kationik. Emulgatot nonionik terutama dapat digunakan karena daya toksisitas dan iritasisinya rendah, oleh karena itu dapat digunakan untuk sediaan yang diberikan secara oral maupun parenteral. Emulgator nonionik juga mempunyai derajat ketercampuran yang paling tinggi dengan bahan lain dibandingkan dengan emulgator jenis anionik dan kationik. Disamping itu emulgator jenis ini kurang sensitif terhadap perubahan pH atau penambahan elektrolit. Emulgator nonionik dibutuhkan untuk mendapatkan stabilitas yang memuaskan. Contohnya adalah Polioksietilen sorbitan ester dan sorbitan ester.


2.5 Uraian Bahan
2.5.1 VCO (Virgin Coconut Oil)
Cairan berwarna jernih, berbau khas, rasa kelapa.


2.5.2 ACIDUM STEARICUM (Anonim, 1979).
Nama Resmi : Acidum Stearicum
Nama Lain : Asam Stearat
Titik Lebur : 54oC.
Pemerian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol (95%), dalam 2 bagian kloroform dan dalam 3 bagian eter.
Inkompatibel : Asam stearat tidak kompatibel dengan kebanyakan logam hidroksida dan mungkin tidak kompatibel dengan basa, zat pereduksi, dan oksidator (Rowe, 2009).
Kestabilan : Asam stearat merupakan bahan yang stabil, antioksidan juga dapat ditambahkan ke dalamnya (Rowe, 2009).
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


2.5.3 PARAFFINUM LIQUIDUM (Anonim, 1979)
Nama Resmi : Paraffinum Liquidum.
Nama Lain : Parafin Cair, Minyak Mineral.
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak berwarna, hampir tidak bebau, hampir tidak mempunyai rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%), larut dalam kloroform dan dalam eter.
Inkompatibel : Tidak kompatibel dengan oksidator kuat (Rowe dkk, 2009).
Kestabilan : Minyak mineral mengalami oksidasi bila terkena panas dan cahaya. Dapat stabil ditambahkan penghambat oksidasi, hidroksianisol butylated, terbutilasi hydroxytoluene, dan alfa tokoferol adalah antioksidan yang paling umum digunakan (Rowe dkk, 2009).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.


2.5.4 ISOPROPYL MYRISTATE (Rowe dkk, 2009).
Nama Resmi : Isopropyl Myristate.
Nama Lain : Isopropil Miristat.
Pemerian : Tidak berwarna, cairan praktis tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%), etil asetat; praktis tidak larut dalam gliserin, glikol dan air.
Inkompatibel : Isopropyl miristat tidak kompatibel dengan parafin padat, menghasilkan campuran butiran. Tapi kompatibel dengan oksidator kuat (Rowe dkk, 2009).
Kestabilan : Isopropyl miristat tahan terhadap oksidasi dan hidrolisis, dan tidak menjadi tengik (Rowe dkk, 2009).
Penyimpanan : Harus disimpan di tempat yang tertutup wadah di tempat yang sejuk dan kering dan terlindung dari cahaya.


2.5.5 TRIAETHANOLAMINUM (Anonim, 1979)
Nama Resmi : Triaethanolaminum
Nama Lain : Trietanolamina
Pemerian : Cairan kental, tidak berwarna hinggga kuning pucat; bau lemah mirip amoniak; higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%); larut dalam kloroform.
Inkompatibel : Trietanolamin akan bereaksi dengan asam mineral membentuk garam kristal dan ester. Trietanolamin juga akan bereaksi dengan tembaga untuk membentuk garam kompleks (Rowe dkk, 2009).
Kestabilan : Trietanolamin dapat berubah coklat pada paparan udara dan cahaya. 85% trietanolamin cenderung stratifikasi dibawah 15oC, dapat homogen dengan pemanasan kembali sebelum digunakan untuk pencampuran (Rowe dkk, 2009).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.


2.5.6 METHYLIS PARABENUM (Anonim, 1979)
Nama Resmi : Methylis Parabenum.
Nama Lain : Metil Paraben, Nipagin.
Pemerian : Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) dan dalam 3 bagian aseton; mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.
Inkompatibel : Inkompatibilitas dengan zat lain, seperti bentonit, magnesium trisilikat, talk, tragakan, natrium alginat, minyak esensial, sorbitol, dan atropin (Rowe dkk, 2009).
Kestabilan : Larutan berair dari Methylparaben pada pH 03-6 dapat disterilkan dengan autoklaf pada 120oC selama 20 menit, tanpa dekomposisi. Larutan berair pada pH 3-6 stabil (kurang dari 10% dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sedangkan larutan air pada pH 8 atau di atas tunduk pada hidrolisis yang cepat (10% atau lebih setelah sekitar 60 hari penyimpanan pada suhu kamar) (Rowe dkk, 2009).


Penyimpana : Dalam wadah tertutup baik.
2.5.7 PROPYLIS PARABENUM (Anonim, 1979)
Nama Resmi : Propylis Parabenum
Nama Lain : Propil Paraben, Nipasol.
Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol (95%), dalam 3 bagian aseton, dalam 140 bagian gliserol dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida.
Inkompatibel : Propylparaben berubah warna dengan adanya besi dan dihidrolisis oleh alkali lemah dan asam kuat (Rowe dkk, 2009).
Kestabilan : Larutan propylparaben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan autoklaf, tanpa dekomposisi. Pada pH 3-6, larutan stabil (kurang dari 10% dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


2.5.8 Alpha Tocopherol (Rowe dkk, 2009)
Nama Resmi : Alpha Tocopherol.
Nama Lain : Alpa Tokoperol, Vitamin E.
Pemerian : Alpa tokoperol adalah produk alam. Cairan berminyak, jernih, tidak berwarna atau berwarna kuning kecoklatan.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut bebas dalam aseton, etanol, eter dan minyak sayur.
Inkompatibel : Tokoferol tidak kompatibel dengan peroksida dan ion logam, terutama besi, tembaga, dan perak. Tokoferol dapat diserap ke dalam plastik.
Kestabilan : Tokoferol secara perlahan cepat teroksidasi oleh udara dengan garam besi dan perak. Produk oksidasi meliputi tocopheroxide, tocopherylquinone, dan tocopherylhydroquinone, serta dimer dan trimer. Tokoferol ester lebih stabil untuk oksidasi daripada tokoferol bebas tapi dalam Konsekuensi kurang antioksidan yang efektif.
Penyimpanan : Tokoferol Harus disimpan di bawah gas inert dalam kedap udara, dalam wajah yang sejuk, kering dan terlindung dari cahaya.


2.5.9 AQUA DESTILLATA (Anonim, 1979)
Nama Resmi : Aqua Destillata
Nama Lain : Air Suling
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Senin, 01 April 2013

I Believe You

Mungkin sekarang Mataku tertutup untukmu, tapi hati dan rasa Sayangku tak pernah tertutup untukmu..
Jaga kehatanmu ya kawan. :)

Tidak mudah untuk melupakanmu dan Tidak aϑa gunanya saling melupakan, karena itu hanya akan menambah kerinduan. :)

Aku yakin dan percaya kita akan berjumpa kembali. Mungkin untuk sekarang ini kita harus berjauhan tapi suatu saat nanti kita akan bersama kembali. I Believe You.. :*

Kamis, 14 Juni 2012

Hiduplah Dgn Sebaik-baiknya

Janganlah pedihkan hatimu dengan penyesalan masa lalumu, dan janganlah kerdilkan hatimu dengan kekhawatiran mengenai ketidak-pastian masa depanmu, sehingga engkau lalai untuk mensyukuri hari ini.

Syukurilah hari ini, sebagai kesempatan untuk membayar hutang-hutang kebaikan yang kau lalaikan di masa lalu, menggunakan kesalahan masa lalu untuk meluruskan jalanmu hari ini, dan membesarkan hakmu untuk hidup damai dan sejahtera di masa depan.

Hari ini, hiduplah dengan sebaik-baiknya.

Rabu, 13 Juni 2012

Tempat Wisata

tempat wisata religius...
tepatnya di Bongo Batudaa Pantai_Gorontalo

menarik, unik dan banyak tempat-tempat seru dan bermanfaat yang dapat dikunjungi di tempat ini. Terdapat juga kerajinan Daerah yang bisa di dapat disana, bisa dijadikan kenangan-kenangan yang menarik bagi pengunjung...

and you know... i life there... :)

for mE

hari itu...
engkau datang...

 

membawa sebuah kebahagiaan bagiku...

aku merasakan sesuatu yang indah ketika berada disampingmu...

 

aku mau kau ada ketika aku membuka mataku dari lelapnya hari...

aku mau kau ada ketika aku akan menutup mataQ dari akhir perjalanan ini...

 

mengapa perpisahan harus ada disela kebahagiaan ini...

kepergianmu membuat separuh napasku hilang...

 

ku ingin kau berada disampingku...

menemaniku menghadapi gelapnya malam dan hangatkan diri dari dinginya kesepian...


i l0vE u s0 muCh...

created by Anzar Anwar